Ada banyak cara bagi setiap kelompok masyarakat yang tercerabut dari tempat kelahirannya—baik secara sukarela maupun terpaksa—untuk menjadi romantis mengenang asal-usul mereka. Lagu Soerabaja yang dinyanyikan Anneke Gronlon yang populer di Belanda pada dekade 1960an, memberikan gambaran ini.
Anneke sendiri lahir di Tondano, Sulawesi Utara, pada Juni 1942, beberapa bulan setelah Jepang menduduki Hindia-Belanda saat itu. Setelah perang usai, keluarga Anneke Gronloh hijrah ke negeri Belanda. Meski Hindia Belanda sudah jauh berubah dibanding periode sebelum Perang, tetapi romantisme tentang tempat asal tidak surut setelah lama mereka tinggalkan.
Kisah seperti ini juga kita dapatkan dalam lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng yang dipopulerkan Theodora “Wieteke” van Dort. (Baca ulasan tentang Nasi Goreng di sini)
Begitulah…Soerabaja, Soerabaja …mijn gedachten zijn altijd bij jou… Soerabaja…Soerabaja…Aku selalu mengenangmu…
Teks Lagu Soerabaja
Soerabaja, Soerabaja
mijn gedachten zijn altijd bij jou
Waarom moest ik jou verlaten
eenzaam sta ik voor mijn raam
grauw is de lucht
en als ik zucht
vormen mijn lippen jouw naam
Soerabaja, Soerabaja
Met je zee en je hemel zo blauw
Soerabaja, Soerabaja
mijn gedachten zijn altijd bij jou
Ik zal jou nooit meer vergeten
ik droom van jou elke nacht
dan hoor ik weer
net als weleer
Gamelang klanken heel zacht
Soerabaja, Soerabaja
met je zee en je hemel zo blauw
Soerabaja, Soerabaja
mijn gedachten zijn altijd bij jou